Jumat, 09 April 2010

REMAJA :


'Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

Dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa untuk itu peran orang tua disini betul betul berperan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang negatif.

Oleh karena itu mari para orang tua untuk bisa mendidik dan mengarahkan para anak remaja supaya kehidupan yang akan datang lebih terarah dan punya tujuan untuk menjadi manusia seutuhnya dan kelak bisa untuk contoh yang baik pada keturunanya.

PERGAULAN

Banyak yang bilang bila pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah dibanding pada masa-masa sepuluh tahun silam. Remaja sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu.

Sudah lumrah saat ini kita melihat remaja mengungkapkan kemarahan, sedih dan kegembiraanya dengan kata-kata yang terucap secara langsung, tanpa basa-basi seperti halnya remaja pada zaman dahulu. Dengan santai mereka bisa mengungkapkan ketidak sukaanya pada ayah atau pun ibunya.

Merangkul dan mencium mesra ibu mereka tercinta. Perilaku ini pun diterapkan pada pergaulan mereka sehari-hari. Dengan biasa mereka mengexpresikan perasaan cinta dan sayang pada pacar mereka di tempat-tempat umum. Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-mall para remaja biasa bergandengan tangan, berpelukan bahkan berciuman.

Tawuran Pada Kalangan Pelajar



Tawuran pada dasarnya hanya dilakukan oleh para preman yang tidak bermoral. Namun, pada periode antara tahun 1997-1999 kegiatan tercela tersebut malah dilakukan oleh para pelajar sekolah menengah tingkat atas sederajat. Dan yang paling sering melakukan tawuran ialah SMK atau STM yang mayoritas siswanya ialah laki-laki.

Contoh penyebab tawuran antar pelajar

Para pelajar bertawuran bukannya tanpa sebab. Penyebab tawuran umumnya adalah dendam. Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut. Namun dengan sebab apapun kegiatan tersebut tentunya akan menyebabkan dampak yang negatif di berbagai pihak dan aspek. penyebab tawuran antar pelajar antara lain sebagai berikut:

A. Sebab karena dendam:

1. Dendam akibat pemalakan dan perampasan

Apabila seorang siswa dari suatu sekolah menengah atas dipalak atau dirampas uang dan hartanya, dia akan melapor kepada pentolan di sekolahnya. Kemudian pentolan itu akan mengumpulkan siswa untuk menghampiri siswa dari sekolah musuh ditempat dimana biasanya mereka menunggu bis atau kendaraan pulang. Apabila jumlah siswa dari sekolah musuh hanya sedikit, mereka akan balik memalak atau merampas siswa sekolah musuh tersebut. Tetapi jika jumlah siswa sekolah musuh tersebut seimbang atau lebih banyak, mereka akan melakukan kontak fisik.

2. Dendam akibat rasa iri akibat tidak dapat menjadi siswa di SMK yang diinginkan

Ketika seorang siswa mendaftar masuk ke SMK negeri, tetapi ia malah tidak diterima di sekolah tersebut. Dia akan masuk ke SMKN lain bahkan ia bisa bersekolah di SMK swasta yang kualitasnya lebih rendah. Disebabkan oleh dendam pada sekolah yang dulu tidak menerimanya sebagai siswa, dia berusaha untuk membuat siswa yang bersekolah di sekolah tersebut merasa tidak nyaman. Dia akan memprofokasikan dan mencari-cari kesalahan sekolah tersebut agar akhirnya terjadi kontak fisik.

kelompok sosial remaja :

Ketika berbicara pergerakan nasional di Indonesia, biasanya orang merujuk pada gerakan-gerakan kemahasiswaan dan luput membicarakan peran gerakan kepelajaran. Padahal, dalam sejarah pergerakan nasional, pelajar juga mempunyai andil cukup strategis dalam proses pembentukan pergerakan nasional.

Pelajar berandil pada era prakemerdekaan, kemerdekaan, orde lama, orde baru, orde reformasi, bahkan hingga era sekarang ini, yaitu era pascareformasi. Kalau kita kembali ke belakang, gerakan pelajar di era prakemerdekaan belum terbentuk secara organik dan masih tergabung dalam wadah gerakan kemahasiswaan atau kepemudaan.

Di era kemerdekaan dan orde lama, mulailah muncul gerakan-gerakan kepelajaran yang bersifat mandiri dan tidak tergabung dalam wadah organisasi kemahasiswaan atau pun kepemudaan. Hal ini bisa kita lihat dengan munculnya Pelajar Islam Indonesia (PII) pada 1947, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tahun 1954, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama pada 1955 dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah pada 1961 (berubah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah pada 1992)

Gerakan pelajar langsung atau tidak langsung telah memberikan kontribusi bagi kelompok sosial pelajar di Indonesia, khususnya pelajar Islam. Gerakan dengan ideologi, tradisi, corak, dan keunikannya masing-masing berkontribusi dalam internalisasi nilai-nilai Islam dan keindonesiaan.

Narkoba :


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.

clubbing :


Clubbing tidaklah merupakan hal yang meresahkan sampai kita mendengar istilah-istilah “tripping 100 jam”, “pump up your sex with ecstasy”, sampai “get the best your orgasm with ecstasy”. Kita tidak akan membicarakan para junkie atau pecandu putaw yang nyolong dan malak karena gak punya duit saat sakaw (karena secara fisik ecstasy tidaklah bersifat adiksi) atau para pelacur jalanan yang terpaksa melacur karena kebutuhan ekonomi. Yang akan kita bahas adalah para eksekutif yang secara materi tidak pernah kekurang tapi selalu menghabiskan akhir pekan mulai dari jumat malam sampai senin pagi di lantai diskotik, juga para wanita mulai dari ibu-ibu sampai anak sekolah yang asyik gedek-gedek dan dengan santainya melakukan one night stand (aktifitas seks sekali pakai dan terlupakan).

Para clubbers (sebutan orang yang suka clubbing) berasal dari berbagai macam tingkatan sosial mulai dari tukang parkir, eksekutif, oknum kepolisian dan TNI, pelajar biasa, sampai ibu-ibu rumah tangga. Usinya pun beragam mulai dari remaja belasan tahun sampai kakek-kakek yang sudah bau tanah.

seks bebas :

Seks bebas di kalangan pelajar rupanya sudah tak tabu lagi. Bahkan, rata-rata pelajar malah menyebut seks bebas sebagai hal biasa yang lumrah dilakukan.

Beberapa waktu lalu, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kaltim melansir data bahwa sepanjang 2008 tercatat 12 persen pelajar SMP-SMA (usia 12-18 tahun) di Kota Tepian melakukan seks bebas.

Bahkan, dari 300-an lebih responden yang diteliti (pelajar SMP dan SMA), sebagian besar sudah pernah melakukan hubungan intim. Bahkan di antaranya, ada yang hamil. Celakanya, 14 persen seks bebas dilakukan di lingkungan sekolah, 28 persen dilakukan di rumah, sisanya dilakukan di tempat-tempat rekreasi dan hotel.